Pelatih PSM Makassar, Rudy Keltjes prihatin dengan kondisi sepak bola di Indonesia yang belum juga bisa lolos ke Piala Dunia. Padahal minat masyarakat di Indonesia sangat tinggi terhadap sepak bola.
Karena Indonesia belum pernah lolos ke perhelatan sepak bola dunia empat tahunan, akhirnya warga di Indonesia malah mendukung negara-negara lain.
“Kita ikut euforia piala dunia, tetapi sayangnya kita justru mengidolakan negara lain. Ini menjadi keprihatinan yang seharusnya tidak terus terjadi,” kata Rudy kepada Harian Super Ball, Sabtu (28/6/2014).
Meski demikian, Rudy menilai Timnas Indonesia U-19 memberi secercah harapan bagi kita.
“Dengan track record dan prestasi yang sudah diperoleh, saya yakin Timnas U-19 ini bisa menjadi harapan kita. Mereka anak-anak kita yang memiliki masa depan baik. Jika performa dan kekompakan bisa dijaga, saya yakin mereka bisa lolos ke Piala Dunia (PD) 2018,” ucap Rudy.
Usia seluruh pemain Garuda Muda asuhan Indra Sjafri masih muda dan akan siap jika bisa lolos ke Piala Dunia.
“Ini bukan harapan terlalu melambung, tetapi karena melihat prestasi dari U-19 yang membanggakan. Di setiap laga, mereka selalu mendapat kemenangan. Ini modal bagus asalkan bisa dijaga terus. Jangan sampai dibubarkan, karena mereka ini bibit yang baik. Tim ini memang benar-benar dibentuk dengan persiapan dan pembinaan yang sangat bagus,” terang Rudy.
Rudy berharap Evan Dimas dan kawan-kawan tetap dibina dalam satu tim yang solid. Jangan dimasukan ke dalam klub-klub yang justru akan mempengaruhi performa mereka.
”Saya khawatir, jika anak-anak ini sudah mengenal uang bisa menurunkan penampilan mereka di timnas. Sebaiknya dijaga terus dengan dimasukan ke dalam pembinaan. Ini harus menjadi perhatian PSSI dan pemerintah. Biar anak-anak ini hanya memikirkan sepak bola dan sekolahnya. Semua urusan lain, seperti gaji dan uang saku harus ditanggung oleh pemerintah dan PSSI,” jelas Rudy.
Menurut Rudy, masyarakat tidak bisa berharap dari Timnas Indonesia U-23 atau Timnas Senior, karena performanya jauh dibanding U-19. Apalagi kedua timnas itu dibentuk dengan mengumpulkan pemain dengan dadakan dari berbagai klub. Berbeda jauh dengan U-19 yang dibentuk dari pencarian talenta-talenta muda.
”U-19 ini dibentuk dari nol sampai bisa menjadi juara di tingkat Asean. Kita harus bisa menang di Asia dan bisa diharapkan lolos ke piala dunia. Jadi saya sangat berharap semua pihak mendukung perkembangan U-19 ini dengan terus melakukan laga uji coba.
Lebih bagus lagi, kalau mereka dimasukan ke akademi sepak bola dunia, sepeti Barcelona, Real Madrid dan lain-lain. Jadi pengalamannya makin banyak dan memiliki mental juara,” papar Rudy.[TRIBUNNEWS.COM]
Karena Indonesia belum pernah lolos ke perhelatan sepak bola dunia empat tahunan, akhirnya warga di Indonesia malah mendukung negara-negara lain.
“Kita ikut euforia piala dunia, tetapi sayangnya kita justru mengidolakan negara lain. Ini menjadi keprihatinan yang seharusnya tidak terus terjadi,” kata Rudy kepada Harian Super Ball, Sabtu (28/6/2014).
Meski demikian, Rudy menilai Timnas Indonesia U-19 memberi secercah harapan bagi kita.
“Dengan track record dan prestasi yang sudah diperoleh, saya yakin Timnas U-19 ini bisa menjadi harapan kita. Mereka anak-anak kita yang memiliki masa depan baik. Jika performa dan kekompakan bisa dijaga, saya yakin mereka bisa lolos ke Piala Dunia (PD) 2018,” ucap Rudy.
Usia seluruh pemain Garuda Muda asuhan Indra Sjafri masih muda dan akan siap jika bisa lolos ke Piala Dunia.
“Ini bukan harapan terlalu melambung, tetapi karena melihat prestasi dari U-19 yang membanggakan. Di setiap laga, mereka selalu mendapat kemenangan. Ini modal bagus asalkan bisa dijaga terus. Jangan sampai dibubarkan, karena mereka ini bibit yang baik. Tim ini memang benar-benar dibentuk dengan persiapan dan pembinaan yang sangat bagus,” terang Rudy.
Rudy berharap Evan Dimas dan kawan-kawan tetap dibina dalam satu tim yang solid. Jangan dimasukan ke dalam klub-klub yang justru akan mempengaruhi performa mereka.
”Saya khawatir, jika anak-anak ini sudah mengenal uang bisa menurunkan penampilan mereka di timnas. Sebaiknya dijaga terus dengan dimasukan ke dalam pembinaan. Ini harus menjadi perhatian PSSI dan pemerintah. Biar anak-anak ini hanya memikirkan sepak bola dan sekolahnya. Semua urusan lain, seperti gaji dan uang saku harus ditanggung oleh pemerintah dan PSSI,” jelas Rudy.
Menurut Rudy, masyarakat tidak bisa berharap dari Timnas Indonesia U-23 atau Timnas Senior, karena performanya jauh dibanding U-19. Apalagi kedua timnas itu dibentuk dengan mengumpulkan pemain dengan dadakan dari berbagai klub. Berbeda jauh dengan U-19 yang dibentuk dari pencarian talenta-talenta muda.
”U-19 ini dibentuk dari nol sampai bisa menjadi juara di tingkat Asean. Kita harus bisa menang di Asia dan bisa diharapkan lolos ke piala dunia. Jadi saya sangat berharap semua pihak mendukung perkembangan U-19 ini dengan terus melakukan laga uji coba.
Lebih bagus lagi, kalau mereka dimasukan ke akademi sepak bola dunia, sepeti Barcelona, Real Madrid dan lain-lain. Jadi pengalamannya makin banyak dan memiliki mental juara,” papar Rudy.[TRIBUNNEWS.COM]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar