Biodata Pemain :
Nama : Dinan Yahdian JavierTgl lahir : 6 April 1995
Asal daerah : Bantul, Yogyakarta
Asal klub : Deportivo Indonesia
Tinggi badan : 172 cm
Ayah : Ismayadi
Ibu : Dyah Ismayadi
Nama Dinan Yahdian Javier merupakan seorang pemain sepakbola
Indonesia yang saat ini bermain untuk klub Deportivo. Dinan sebagai
penyerang sayap kanan, bersama Timnas Indonesia U-19 tampil dibabak
kualifikasi AFC Cup 2014.
Dinan berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya adalah seorang penjual koran. Namun Dinan tidak minder dengan keadaan tersebut.
Krier Sepakbola Dinan Yahdian Javier
Deportivo Indonesia U-17 ( Urugay )-2012
Deportivo Indonesia U-19 ( Urugay )-2013
Nama Dinan Yahdian Javier turut mencuat saat berhasil mempersembahkan piala AFF U-19 di Sidoarjo beberapa waktu lalu, skuad asuhan Indra Syafri juga mampu melaju ke babak putaran final piala Asia U-19 di Myanmar Oktober tahun ini.. Namun, capaian mengkilap itu rupanya tidak didapatkan Ian, sapaan akrabnya dengan mudah. “Saat masih kecil dia sering membuat ’’kekacauan”. Baik di rumah maupun di sekolahan,” ucap Ismayadi, ayah Ian di kediamannya RT 11 Wonocatur, Banguntapan kemarin (20/10).
Ian kecil saat berada di rumah kerap membuat kegaduhan. Usai pulang sekolah dia jarang beristirahat layaknya teman-teman sebayanya. Dia malah justru memilih bermain-main dengan menendang bola atau bola mainan dari kertas saat berada di dalam rumah.Tak jarang, ulah isengnya itu memicu berbagai perabotan rumah milik kedua orangtuanya rusak. Tak berhenti di situ, Ian kecil juga melakukan hal serupa kala di sekolah.
Ismayadi bercerita, guru-guru SD Ian menilai kemampuan dan energi anak keduanya itu layaknya anak SD yang sudah duduk di bangku kelas IV. Padahal, kala itu Ian baru duduk di bangku kelas II SD.
“Kemudian guru-guru SD menyarankan agar saya memeriksakan Ian di psikiater. Jangan-jangan dia mengidap kelainan,” kenangnya.
Lantas Ian kecil pun diperiksakan ke psikiater oleh kedua orangtuanya. Namun, sang psikiater menilai Ian tak mengidap kelainan apapun. Dia normal seperti anak-anak kecil pada umumnya.Agar energi Ian tersalurkan, Ismayadi kemudian berpikir untuk memasukkan Ian kecil ke salah satu SSB Alkid (alun-alun kidul). Selanjutnya, Ian dipindahkan ke SSB Baturetno.“Pada waktu itu saya tidak sepakbola. Memang tidak suka. Tetapi setelah saya masukkan ke SSB dia tidak seagresif dulu,” terang bapak empat anak ini.
Ternyata, usaha Ismayadi tak sia-sia. Saat masih di bangku SD Ian yag masuk skuad tim sepakbola provinsi DIJ berhasil meraih medali emas pada Porseni. “Kemudian Ian turut mewakili Indonesia di tingkat Asia Tenggara. Lagi-lagi, Jogja juara satu sepakbolanya,” ujar pria yang sehari-hari berprofesi sebagai agen dan loper koran ini.
Berangkat dari itu, karir Ian dalam dunia sepakbola terus menanjak. Pada 2011 lalu Ian masuk dalam skuad Pelita Jaya U-21. Kemudian, kemampuan Ian terendus pemandu bakat asal Sociedad Anonima Deportivo (SAD) Uruguay.
Akibatnya, masa pendidikan Ian di bangku SMA pun harus berpindah-pindah. Saat masih memperkuat tim Pelita Jaya U-21 Ian sekolah di SMA Darussalam Ciputat. Selanjutnya, saat masuk di SAD Ian berpindah lagi ke SMA Ragunan. “Ramadan kemarin program di SAD selesai. Akhirnya, sekarang pindah ke SMA 1 Sewon,” katanya.Bagi Ismayadi, peluang Ian masuk skuad timnas U-19 terbuka usai lebaran lalu. Ketika itu, dari 15 lulusan SAD 11 di antaranya ikut seleksi timnas U-19. Empat di antaranya gagal karena terganjal usia.“Ian ikut seleksi timnas di Jogja. Kemudian, dia ikut diberangkatkan ke Sidoarjo. Di sana salah satunya juga bertemu dengan Maldini Pali yang sama-sama pernah di SAD ,” urainya.
Dinan berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya adalah seorang penjual koran. Namun Dinan tidak minder dengan keadaan tersebut.
Krier Sepakbola Dinan Yahdian Javier
Deportivo Indonesia U-17 ( Urugay )-2012
Deportivo Indonesia U-19 ( Urugay )-2013
Nama Dinan Yahdian Javier turut mencuat saat berhasil mempersembahkan piala AFF U-19 di Sidoarjo beberapa waktu lalu, skuad asuhan Indra Syafri juga mampu melaju ke babak putaran final piala Asia U-19 di Myanmar Oktober tahun ini.. Namun, capaian mengkilap itu rupanya tidak didapatkan Ian, sapaan akrabnya dengan mudah. “Saat masih kecil dia sering membuat ’’kekacauan”. Baik di rumah maupun di sekolahan,” ucap Ismayadi, ayah Ian di kediamannya RT 11 Wonocatur, Banguntapan kemarin (20/10).
Ian kecil saat berada di rumah kerap membuat kegaduhan. Usai pulang sekolah dia jarang beristirahat layaknya teman-teman sebayanya. Dia malah justru memilih bermain-main dengan menendang bola atau bola mainan dari kertas saat berada di dalam rumah.Tak jarang, ulah isengnya itu memicu berbagai perabotan rumah milik kedua orangtuanya rusak. Tak berhenti di situ, Ian kecil juga melakukan hal serupa kala di sekolah.
Ismayadi bercerita, guru-guru SD Ian menilai kemampuan dan energi anak keduanya itu layaknya anak SD yang sudah duduk di bangku kelas IV. Padahal, kala itu Ian baru duduk di bangku kelas II SD.
“Kemudian guru-guru SD menyarankan agar saya memeriksakan Ian di psikiater. Jangan-jangan dia mengidap kelainan,” kenangnya.
Lantas Ian kecil pun diperiksakan ke psikiater oleh kedua orangtuanya. Namun, sang psikiater menilai Ian tak mengidap kelainan apapun. Dia normal seperti anak-anak kecil pada umumnya.Agar energi Ian tersalurkan, Ismayadi kemudian berpikir untuk memasukkan Ian kecil ke salah satu SSB Alkid (alun-alun kidul). Selanjutnya, Ian dipindahkan ke SSB Baturetno.“Pada waktu itu saya tidak sepakbola. Memang tidak suka. Tetapi setelah saya masukkan ke SSB dia tidak seagresif dulu,” terang bapak empat anak ini.
Ternyata, usaha Ismayadi tak sia-sia. Saat masih di bangku SD Ian yag masuk skuad tim sepakbola provinsi DIJ berhasil meraih medali emas pada Porseni. “Kemudian Ian turut mewakili Indonesia di tingkat Asia Tenggara. Lagi-lagi, Jogja juara satu sepakbolanya,” ujar pria yang sehari-hari berprofesi sebagai agen dan loper koran ini.
Berangkat dari itu, karir Ian dalam dunia sepakbola terus menanjak. Pada 2011 lalu Ian masuk dalam skuad Pelita Jaya U-21. Kemudian, kemampuan Ian terendus pemandu bakat asal Sociedad Anonima Deportivo (SAD) Uruguay.
Akibatnya, masa pendidikan Ian di bangku SMA pun harus berpindah-pindah. Saat masih memperkuat tim Pelita Jaya U-21 Ian sekolah di SMA Darussalam Ciputat. Selanjutnya, saat masuk di SAD Ian berpindah lagi ke SMA Ragunan. “Ramadan kemarin program di SAD selesai. Akhirnya, sekarang pindah ke SMA 1 Sewon,” katanya.Bagi Ismayadi, peluang Ian masuk skuad timnas U-19 terbuka usai lebaran lalu. Ketika itu, dari 15 lulusan SAD 11 di antaranya ikut seleksi timnas U-19. Empat di antaranya gagal karena terganjal usia.“Ian ikut seleksi timnas di Jogja. Kemudian, dia ikut diberangkatkan ke Sidoarjo. Di sana salah satunya juga bertemu dengan Maldini Pali yang sama-sama pernah di SAD ,” urainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar