Biodata Pemain
Nama : Muhammad Sahrul KurniawanTgl lahir : 5 Juni 1995
Asal daerah : Ngawi, Jatim
Asal klub : Persinga Ngawi
Nomor punggung : 13
Kebangsaan : Indonesia
Posisi : Centerback
Ayah : Condro Darmono
Ibu : Pariyem
Biografi
Muhamad Syahrul Kurniawan lahir pada 5 Juni 1995 di Dusun Genggong, RT
01/RW 03, Desa Jogorogo, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur
adalah anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Nyartomo dan Pariyem.
Menurut orang tuanya, bakat pemain dengan nomor punggung 13 di Timnas U-19 itu sebagai pemain sepak bola sudah nampak sejak ia masih di taman kanak-kanak. Nama Muhamad Syahrul Kurniawan mulai terkenal ketika ia membela Timnas di kejuaraan Piala AFF U-19 sebagai pemain belakang dimana Indonesia berhasil juara. Meski keseharianya hanya sebagai buruh tani yang pas-pasan, kedua orang tuanya mampu memberikan dorongan dan semangat untuk menjadi pemain sepak bola.
Saat masih kecil, Syahrul sempat tinggal di Ibu Kota bersama kedua orang tuanya, ia terdaftar sebagai murid di TK Al-Qur’an (Getar) sekitar tahun 2001 di wilayah Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat Setahun kemudian, karena kondisi sebagai pekerja serabutan di kota besar sepi Nyartomo memutuskan pulang kampung ke Jogorogo-Ngawi, meski demikian tanggung jawabnya sebagai ayah dari empat anak tidak menyurutkan untuk kembali bekerja sebagai buruh tani di kampungnya.
Ketika Syahrul menginjak kelas V di SDN 1 Jogorogo minat akan sepak bola terus berkobar dengan modal nekat, ayahnya memasukan dia ke Sekolah Sepak Bola (SSB) di Jogorogo dibawah asuhan pelatih Surawan. Di SSB inilah Syahrul terus mengasah dan mengembangkan bakatnya sebagai pemain sepak bola. Kehidupannya di kampung cukup memprihatinkan, menurut Ibunya, tidak jarang sehabis main bola sepatu Syahrul sering robek, karena tidak punya cukup uang untuk membeli sepatu baru yang berkwalitas maka terpaksa sang ibu menyuruh Syahrul untuk menjahitkan ke tukang sepatu yang tidak jauh dari rumahnya.
Memasuki bangku SMA, Syahrul selalu diikutkan ke kompetisi sesuai kelompok umur dengan posisi sebagai kapten tim terutama saat bergabung di klub Margolangu FC, klub sepak bola setingkat Kecamatan Jogorogo. Prestasi Syahrul yang sangat menonjol adalah ketika mengikuti event Britama Cup U-16 di Kabupaten Ngawi tahun 2010 dimana ia dipercaya sebagai kapten. Karir Syahrul di sepak bola semakin menanjak saat ikut bertanding bersama Ngawi FC Divisi 3 tingkat regional.
Talenta Syahrul Kurniawan terdeteksi oleh pelatih Indra Sjafri, ketika pelatih Timnas U-19 itu berada di Ngawi, ia menyeleksi empat orang, hanya Syahrul sebagai pemain Persinga yang lolos seleksi saat itu. Tahun 2013 Muhamad Syahrul Kuriniawan dipercaya membela Timnas Indonesia U-19 sebagai centerback di Piala AFF U-19 dan mengantarkan garuda muda menjadi juara. Tak lama setelah berhasil menjuarai piala AFF U-19, Syahrul Kurniawan dan garuda muda lainnya kembali berlaga di piala AFC U-19.
Menurut orang tuanya, bakat pemain dengan nomor punggung 13 di Timnas U-19 itu sebagai pemain sepak bola sudah nampak sejak ia masih di taman kanak-kanak. Nama Muhamad Syahrul Kurniawan mulai terkenal ketika ia membela Timnas di kejuaraan Piala AFF U-19 sebagai pemain belakang dimana Indonesia berhasil juara. Meski keseharianya hanya sebagai buruh tani yang pas-pasan, kedua orang tuanya mampu memberikan dorongan dan semangat untuk menjadi pemain sepak bola.
Saat masih kecil, Syahrul sempat tinggal di Ibu Kota bersama kedua orang tuanya, ia terdaftar sebagai murid di TK Al-Qur’an (Getar) sekitar tahun 2001 di wilayah Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat Setahun kemudian, karena kondisi sebagai pekerja serabutan di kota besar sepi Nyartomo memutuskan pulang kampung ke Jogorogo-Ngawi, meski demikian tanggung jawabnya sebagai ayah dari empat anak tidak menyurutkan untuk kembali bekerja sebagai buruh tani di kampungnya.
Ketika Syahrul menginjak kelas V di SDN 1 Jogorogo minat akan sepak bola terus berkobar dengan modal nekat, ayahnya memasukan dia ke Sekolah Sepak Bola (SSB) di Jogorogo dibawah asuhan pelatih Surawan. Di SSB inilah Syahrul terus mengasah dan mengembangkan bakatnya sebagai pemain sepak bola. Kehidupannya di kampung cukup memprihatinkan, menurut Ibunya, tidak jarang sehabis main bola sepatu Syahrul sering robek, karena tidak punya cukup uang untuk membeli sepatu baru yang berkwalitas maka terpaksa sang ibu menyuruh Syahrul untuk menjahitkan ke tukang sepatu yang tidak jauh dari rumahnya.
Memasuki bangku SMA, Syahrul selalu diikutkan ke kompetisi sesuai kelompok umur dengan posisi sebagai kapten tim terutama saat bergabung di klub Margolangu FC, klub sepak bola setingkat Kecamatan Jogorogo. Prestasi Syahrul yang sangat menonjol adalah ketika mengikuti event Britama Cup U-16 di Kabupaten Ngawi tahun 2010 dimana ia dipercaya sebagai kapten. Karir Syahrul di sepak bola semakin menanjak saat ikut bertanding bersama Ngawi FC Divisi 3 tingkat regional.
Talenta Syahrul Kurniawan terdeteksi oleh pelatih Indra Sjafri, ketika pelatih Timnas U-19 itu berada di Ngawi, ia menyeleksi empat orang, hanya Syahrul sebagai pemain Persinga yang lolos seleksi saat itu. Tahun 2013 Muhamad Syahrul Kuriniawan dipercaya membela Timnas Indonesia U-19 sebagai centerback di Piala AFF U-19 dan mengantarkan garuda muda menjadi juara. Tak lama setelah berhasil menjuarai piala AFF U-19, Syahrul Kurniawan dan garuda muda lainnya kembali berlaga di piala AFC U-19.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar